LIVE IS AN ADVENTURE

Kamis, 29 Maret 2012

Warisan budaya sumatra selatan


Lahat


BUKIT SERELO
Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk, karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit. Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.

Palembang

LAWANG KIDUL
Masjid Lawang Kidul adalah salah satu masjid tua di Kota Palembang. Masjid ini terletak di tepian Sungai Musi di semacam tanjung yang terbentuk oleh pertemuannya dengan muara Sungai Lawangkidul, di kawasan Kelurahan Lawangkidul, Kecamatan Ilir Timur II. Rumah ibadah ini dibangun dan diwakafkan ulama Palembang kharismatik, Ki. Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K. Anang pada tahun 1310 H (1890 M). Ulama ini lebih dikenal sebagai Kiai Merogan. Panggilan itu merujuk pada tempat tinggal dan aktivitasnya yang banyak di kawasan muara Sungai Ogan (salah satu anak Sungai Musi) di kawasan Seberang Ulu. Ayahnya adalah seorang ulama dan pedagang yang sukses. Kiai Merogan dilahirkan pada tahun 1811 M dan wafat pada 31 Oktober 1901. Ulama ini dimakamkan di areal Masjid Ki Merogan, salah satu masjid yang dibangun selama syiar Islamnya


KILANG MINYAK DAN PABRIK PUPUK
Kilang minyak Pertamina yang berlokasi di Plaju dan Sungai Gerong, di tepi sungai Musi merupakan kilang penyaringan minyak mentah dari seluruh ladang minyak di Sumatera Bagian Selatan. Di kilang ini diproduksi avgas, avtur, premium, solar, minyak kapal, polytam, aspal, parafin, dll.
Diseberang kilang Pertamina, agak ke bagian hulu terletak pabrik pupuk urea PT Pusri (Pupuk Sriwijaya) yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia dalam suatu lokasi. Pabrik pupuk ini terdiri dari 4 unit yang produksinya untuk kebutuhan dalam negeri dan juga diekspor ke berbagai negara. Baik kilang minyak maupun pabrik pupuk dan berbagai industri lainnya di Palembang acapkali menjadi ajang wisata karya yang ingin menyaksikan dari dekat kegiatan Pabrik-pabrik itu.


BAGUS SEKUNING
Daerah ini tertetak di Kecamatan Seberang Ulu II tepatnya di komplek Bagus Kuning Plaju yang merupakan Makam Ratu Bagus Kuning dan sampai saat ini masih dikeramatkan karena menurut legenda Ratu Bagus Kuning orang yang sakti dan sebagai penyambung risalah RosulLulah melalui para wali untuk menyebarkan agarna Islam
Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah haid (tetap suci), selain itu kita dapat melihat monyet/Kera jinak yang menurut cerita keturunan siluman kera yang pada waktu bertanding dengan Ratu Bagus Kuning mengalami kekalahan sehingga siluman kera bersumpah keturunannya akan menjadi pengikut setia Ratu Bagus Kuning.
Hingga saat ini kera-kera tersebut ada dan jumlahnya tetap tidak kelihatan bertambah.
BUKIT SIGUNTANG

Bukit Siguntang letaknya di sebelah Barat kota Palembang. Bukit yang tingginya sekitar 27 meter dari permukaan laut ini, pada zaman Sriwijaya merupakan tempat suci bagi penganut agama Budha.Menurut sejarah, di bukit itu bermukim Sekitar 1.000 pendeta Budha.Hingga kini Bukit Siguntang masih dianggap sebagai tempat yang dikeramatkan.


Pada tahun 1920 di Bukit Siguntang ditemukan arca Budha bergaya Amarawati dengan wajah tipikal Srilangka dan diduga berasal dari abad XI Masehi. Arca tersebut kini diletakkan di halaman museum kota Sultan Mahmud Badaruddin, samping benteng Kuto Besak.Dipuncak bukit terdapat kuburan kuno yang dikeramatkan penduduk. Salah satunya adalah kuburan Sigentar Alam yang dijadikan tempat bersumpah beberapa penziarah. Menurut legenda Sigentar Alam adalah seorang raja pada masa akhir Sriwijaya.Bukit Siguntang belum lama ini direstorasi dan diperindah.


Pagar Alam

GUNUNG DEMPO

Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata alam Kabupaten Pagar Alam. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6 jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.
Maha Guru Rinpoce Dagpo Lama
Riwayat Masa Lampau

Dagpo Rinpoche yang sekarang, dikenali oleh H.H. Dalai Lama ke-13 sebagai reinkarnasi dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup. Dagpo Rinpoche terdahulu ini sebelumnya sudah dikenali sebagai reinkarnasi seorang mahaguru yang berasal dari Indonesia yang bernama Suvarnadvipa Dharmakirti (Serlingpa). Suvarnadvipa terlahir dalam keluarga Sri-Vijayendra-raja (Raja Sriwijaya), yang juga merupakan bagian dari keluarga Sailendravamsa (Dinasti Sailendra di Yavadvipa), karena Sri-Maharaja Balaputradewa (Raja Sriwijaya) adalah putra dari Sri-Maharaja Smaratungga (Raja Sailendra). Wangsa Sailendra-lah yang membangun Candi Borobudur.

Keluarga leluhur Rinpoche juga berperan dalam Perguruan Tinggi agama Buddha Nalanda, yang berkembang pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Suvarnadvipa kemudian menjadi bhiksu dengan nama ordinasi Dharmakirti. Beliau melatih diri di berbagai tempat, termasuk juga belajar ke India . Berkat usahanya yang keras dan himpunan kebajikannya yang sangat banyak, akhirnya beliau berhasil mencapai realisasi tertinggi sebagai seorang Bodhisattva. Kemasyuran beliau sebagai seorang guru Mahayana, khususnya ajaran Bodhicitta tersebar jauh hingga ke India , Cina, serta Tibet . Di Tibet beliau dikenal dengan nama Lama Serlingpa.

Atisha menempuh perjalanan selama 13 bulan melalui laut dari India, dengan kondisi yang sangat sulit, untuk bertemu dengan Suvarnadvipa di Indonesia, untuk mendapatkan instruksi tentang Bodhicitta (Tekad mencapai Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk) dari beliau. Suvarnadvipa memberikan transmisi ajaran yang silsilahnya berasal dari Maitreya, yaitu “Tujuh Poin Instruksi untuk Membangkitkan Bodhicitta”, juga memberikan transmisi ajaran yang berasal dari Manjushri, yaitu “Menukar Diri Sendiri dengan Makhluk Lain” (Exchanging Self and Others).

Setelah belajar dari Suvarnadvipa, Atisha kembali ke India dan kemudian diundang ke Tibet . Di sana Atisha memainkan peranan yang sangat penting untuk membawa pembaharuan bagi agama Buddha. Atisha menjadi salah satu mahaguru yang sangat dihormati dalam agama Buddha Tibet . Kedua guru besar ini, Suvarnadvipa dan Atisha bertemu kembali dalam masa sekarang dalam hubungan guru-murid yang sama, yaitu ketika Atisha terlahir kembali sebagai Pabongka Rinpoche dan menerima ajaran tentang Bodhicitta dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup.

Dagpo Lama Rinpoche Jamphel Lhundrup ini memiliki peranan yang sangat penting bagi Buddhisme Tibet dengan menghidupkan kembali ajaran Lamrim di bagian Selatan Tibet . Beliau sangat terkenal atas penjelasannya tentang Lamrim dan realisasi beliau akan Bodhicitta. Banyak guru Lamrim pada masa itu yang mendapatkan transmisi dan penjelasan Lamrim dari beliau sehingga mendapatkan realisasi atas ajaran Lamrim tersebut.

Silsilah kelahiran kembali Dagpo Rinpoche lainnya sangat banyak. Termasuk guru-guru besar seperti Bodhisattva Sadaprarudita (Taktungu) yang hidup pada masa Buddha terdahulu. Beliau rela menjual sepotong dagingnya untuk memberi persembahan kepada gurunya. Selain itu yogi India bernama Virupa dan cendekiawan Gunaprabha juga diyakini adalah inkarnasi Rinpoche.
Di Tibet sendiri, guru-guru yang termasuk dalam silisilah reinkarnasi Dagpo Rinpoche antara lain adalah Marpa Lotsawa, Sang Penerjemah, yang mendirikan sekte Buddhis Kagyu. Beliau menjadi terkenal karena menjadi guru yang membimbing Jetsun Milarepa mencapai pencerahan dengan latihan yang sangat keras. Selain itu juga Longdoel Lama Rinpoche, guru meditasi dan cendikiawan yang penting pada abad ke-18, siswa dari Dalai Lama ke-7. Seperti juga Milarepa, Longdoel Rinpoche juga mempunyai masa muda yang sulit. Beliau menjadi salah satu guru terkemuka pada abad tersebut, guru dari para cendekiawan, diantaranya Jigmey Wangpo. Beliau juga menyusun risalah sebanyak 23 jilid. Pada masa kini, sejumlah Kepala Vihara Dagpo Shedrup Ling juga termasuk dalam reinkarnasi Rinpoche sebelumnya.


Menjelajahi Sungai Musi


Sungai Musi, ternama di Indonesia. Sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat palembang ini dibelah oleh Jembatan bersejarah yang sudah sejak lama dijadikan sebagai tujuan Wisata. Gemerlap lampu malam yang membingkai jembatan membuat banyak wisatawan berbondong bondong datang untuk menikmati keindahan kota Palembang.
Dalam program travelling edisi Jum’at 12 Feb 2010 bersama dengan Iwan, seorang Tour Guide dari himpunan Pramuwisata Indonesia Sumsel, Trijaya Sumsel menguak sisi lain dan potensi potensi wisata yang sedang dikembangkan di sekitar sungai musi.
Perjalanan di mulai dari jembatan Ampera, Jembatan tua bersejarah yang sempat diisukan akan roboh ini masih berdiri kokoh dan menjadi symbol kota empek empek. “sudah ada penelitian yang mengatakan, jembatan ini masih akan bertahan lebih dari 50tahun lagi” ujar Iwan. Dari bawah jembatan Ampera, wisatawan dapat menyaksikan aktivitas di sungai musi lebih dekat, mulai dari perahu getek, sampai dengan rumah rakit.

“Rumah rakit ini menurut sejarah memang sengaja di buat terapung oleh penguasa belanda, dengan dalih apabila nantinya ada pengikut2 yang menempati rumah itu  membangkang, maka tali pengait rumah dengan daratan bisa dengan mudah dilepas dan si pembangkang hanyut” tambahnya.

Benteng Kuto Besak juga tidak luput dari sorotan. Benteng yang dibangun oleh pribumi dan satu satunya benteng  yang masih berdiri kokoh ini, konon kabarnya hanya di rekatkan dengan menggunakan putih telur. Masih banyak lagi yang bisa digali dari lingkungan sekitar sungai musi. Aktifitas alami yang masih dijadkan tradisi oleh penduduk sekitar sungai, sperti mandi dan mencuci juga menarik untuk diamati oleh para wisatawan.

30 menit lebih kurang perjalanan yang ditempuh dengan menggunakan perahu getek, wisatawan bisa mengunjungi Pulau Kemarau.  Gundukan tanah ditengah tengah sungai musi ini juga sangat sering dikunjungi oleh para wisawatan khususnya warga Tionghoa sebagai tempat beribadah.
“Ketika Imlek atau Cap Go Meh, pasti ramai. Karena disini ada Altar tempat bersembahnyang” jelas Iwan.
Untuk para wisatawan, mereka bisa mencoba mengukur peruntungan dengan menggunakan Tongkat panjang Umur. Ada juga Pohon Cinta, dipercaya tidak boleh didatangi oleh sepasang kekasih, karena hubungan mereka akan terancam putus. “tapi nyatanya, malah banyak pasangan kekasih yang mengukirkan namanya di pohon cinta, hehehe” canda iwan.
Apapun objek dan jenis wisatanya, Kota Palembang, Sungai musi dan sekitarnya memang menarik untuk dikunjungi. Jangan lupa ajak serta juga keluarga atau orang yang mengerti sejarah tentang objek wisata yang dikunjungi. Berwisata sambil mendengarkan cerita pasti akan lebih menyenangkan. (dinnaherly)