Lahat
BUKIT SERELO
Bukit Serelo terletak sekitar 20
km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk, karena bentuk
puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit. Jika anda bepergian dari
Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di
sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih
dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru
sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat
foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada
pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk
1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada
gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.Dibeberapa
tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi.
Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah
sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.
Palembang
LAWANG KIDUL
Masjid Lawang Kidul adalah salah satu masjid tua di Kota Palembang. Masjid
ini terletak di tepian Sungai Musi di semacam tanjung yang terbentuk oleh
pertemuannya dengan muara Sungai Lawangkidul, di kawasan Kelurahan Lawangkidul,
Kecamatan Ilir Timur II. Rumah ibadah ini dibangun dan diwakafkan ulama
Palembang kharismatik, Ki. Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K.
Anang pada tahun 1310 H (1890 M). Ulama ini lebih dikenal sebagai Kiai Merogan.
Panggilan itu merujuk pada tempat tinggal dan aktivitasnya yang banyak di
kawasan muara Sungai Ogan (salah satu anak Sungai Musi) di kawasan Seberang
Ulu. Ayahnya adalah seorang ulama dan pedagang yang sukses. Kiai Merogan
dilahirkan pada tahun 1811 M dan wafat pada 31 Oktober 1901. Ulama ini
dimakamkan di areal Masjid Ki Merogan, salah satu masjid yang dibangun selama
syiar Islamnya
KILANG MINYAK DAN PABRIK
PUPUK
Kilang minyak Pertamina yang berlokasi di Plaju
dan Sungai Gerong, di tepi sungai Musi merupakan kilang penyaringan minyak
mentah dari seluruh ladang minyak di Sumatera Bagian Selatan. Di kilang ini
diproduksi avgas, avtur, premium, solar, minyak kapal, polytam, aspal, parafin,
dll.
Diseberang kilang Pertamina, agak ke bagian hulu terletak pabrik pupuk urea PT Pusri (Pupuk Sriwijaya) yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia dalam suatu lokasi. Pabrik pupuk ini terdiri dari 4 unit yang produksinya untuk kebutuhan dalam negeri dan juga diekspor ke berbagai negara. Baik kilang minyak maupun pabrik pupuk dan berbagai industri lainnya di Palembang acapkali menjadi ajang wisata karya yang ingin menyaksikan dari dekat kegiatan Pabrik-pabrik itu.
Diseberang kilang Pertamina, agak ke bagian hulu terletak pabrik pupuk urea PT Pusri (Pupuk Sriwijaya) yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia dalam suatu lokasi. Pabrik pupuk ini terdiri dari 4 unit yang produksinya untuk kebutuhan dalam negeri dan juga diekspor ke berbagai negara. Baik kilang minyak maupun pabrik pupuk dan berbagai industri lainnya di Palembang acapkali menjadi ajang wisata karya yang ingin menyaksikan dari dekat kegiatan Pabrik-pabrik itu.
BAGUS SEKUNING
Daerah ini tertetak di
Kecamatan Seberang Ulu II tepatnya di komplek Bagus Kuning Plaju yang merupakan
Makam Ratu Bagus Kuning dan sampai saat ini masih dikeramatkan karena menurut
legenda Ratu Bagus Kuning orang yang sakti dan sebagai penyambung risalah
RosulLulah melalui para wali untuk menyebarkan agarna Islam
Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah haid (tetap suci), selain itu kita dapat melihat monyet/Kera jinak yang menurut cerita keturunan siluman kera yang pada waktu bertanding dengan Ratu Bagus Kuning mengalami kekalahan sehingga siluman kera bersumpah keturunannya akan menjadi pengikut setia Ratu Bagus Kuning. Hingga saat ini kera-kera tersebut ada dan jumlahnya tetap tidak kelihatan bertambah.
Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah haid (tetap suci), selain itu kita dapat melihat monyet/Kera jinak yang menurut cerita keturunan siluman kera yang pada waktu bertanding dengan Ratu Bagus Kuning mengalami kekalahan sehingga siluman kera bersumpah keturunannya akan menjadi pengikut setia Ratu Bagus Kuning. Hingga saat ini kera-kera tersebut ada dan jumlahnya tetap tidak kelihatan bertambah.
BUKIT SIGUNTANG
Bukit Siguntang letaknya di
sebelah Barat kota Palembang. Bukit yang tingginya sekitar 27 meter dari
permukaan laut ini, pada zaman Sriwijaya merupakan tempat suci bagi penganut
agama Budha.Menurut sejarah, di bukit itu bermukim Sekitar 1.000 pendeta
Budha.Hingga kini Bukit Siguntang masih dianggap sebagai tempat yang
dikeramatkan.
Pada tahun 1920 di Bukit
Siguntang ditemukan arca Budha bergaya Amarawati dengan wajah tipikal Srilangka
dan diduga berasal dari abad XI Masehi. Arca tersebut kini diletakkan di
halaman museum kota Sultan Mahmud Badaruddin, samping benteng Kuto
Besak.Dipuncak bukit terdapat kuburan kuno yang dikeramatkan penduduk. Salah
satunya adalah kuburan Sigentar Alam yang dijadikan tempat bersumpah beberapa
penziarah. Menurut legenda Sigentar Alam adalah seorang raja pada masa akhir
Sriwijaya.Bukit Siguntang belum lama ini direstorasi dan diperindah.
Pagar Alam
GUNUNG
DEMPO
Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata
alam Kabupaten Pagar Alam. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat
dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6
jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari
Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain
menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.
Maha
Guru Rinpoce Dagpo Lama
Riwayat
Masa Lampau
Dagpo
Rinpoche yang sekarang, dikenali oleh H.H. Dalai Lama ke-13 sebagai reinkarnasi
dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup. Dagpo Rinpoche terdahulu ini
sebelumnya sudah dikenali sebagai reinkarnasi seorang mahaguru yang berasal
dari Indonesia yang bernama Suvarnadvipa Dharmakirti (Serlingpa). Suvarnadvipa
terlahir dalam keluarga Sri-Vijayendra-raja (Raja Sriwijaya), yang juga
merupakan bagian dari keluarga Sailendravamsa (Dinasti Sailendra di Yavadvipa),
karena Sri-Maharaja Balaputradewa (Raja Sriwijaya) adalah putra dari
Sri-Maharaja Smaratungga (Raja Sailendra). Wangsa Sailendra-lah yang membangun
Candi Borobudur.
Keluarga leluhur Rinpoche juga berperan dalam Perguruan Tinggi agama Buddha Nalanda, yang berkembang pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Suvarnadvipa kemudian menjadi bhiksu dengan nama ordinasi Dharmakirti. Beliau melatih diri di berbagai tempat, termasuk juga belajar ke India . Berkat usahanya yang keras dan himpunan kebajikannya yang sangat banyak, akhirnya beliau berhasil mencapai realisasi tertinggi sebagai seorang Bodhisattva. Kemasyuran beliau sebagai seorang guru Mahayana, khususnya ajaran Bodhicitta tersebar jauh hingga ke India , Cina, serta Tibet . Di Tibet beliau dikenal dengan nama Lama Serlingpa.
Atisha menempuh perjalanan selama 13 bulan melalui laut dari India, dengan kondisi yang sangat sulit, untuk bertemu dengan Suvarnadvipa di Indonesia, untuk mendapatkan instruksi tentang Bodhicitta (Tekad mencapai Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk) dari beliau. Suvarnadvipa memberikan transmisi ajaran yang silsilahnya berasal dari Maitreya, yaitu “Tujuh Poin Instruksi untuk Membangkitkan Bodhicitta”, juga memberikan transmisi ajaran yang berasal dari Manjushri, yaitu “Menukar Diri Sendiri dengan Makhluk Lain” (Exchanging Self and Others).
Setelah belajar dari Suvarnadvipa, Atisha kembali ke India dan kemudian diundang ke Tibet . Di sana Atisha memainkan peranan yang sangat penting untuk membawa pembaharuan bagi agama Buddha. Atisha menjadi salah satu mahaguru yang sangat dihormati dalam agama Buddha Tibet . Kedua guru besar ini, Suvarnadvipa dan Atisha bertemu kembali dalam masa sekarang dalam hubungan guru-murid yang sama, yaitu ketika Atisha terlahir kembali sebagai Pabongka Rinpoche dan menerima ajaran tentang Bodhicitta dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup.
Dagpo Lama Rinpoche Jamphel Lhundrup ini memiliki peranan yang sangat penting bagi Buddhisme Tibet dengan menghidupkan kembali ajaran Lamrim di bagian Selatan Tibet . Beliau sangat terkenal atas penjelasannya tentang Lamrim dan realisasi beliau akan Bodhicitta. Banyak guru Lamrim pada masa itu yang mendapatkan transmisi dan penjelasan Lamrim dari beliau sehingga mendapatkan realisasi atas ajaran Lamrim tersebut.
Silsilah kelahiran kembali Dagpo Rinpoche lainnya sangat banyak. Termasuk guru-guru besar seperti Bodhisattva Sadaprarudita (Taktungu) yang hidup pada masa Buddha terdahulu. Beliau rela menjual sepotong dagingnya untuk memberi persembahan kepada gurunya. Selain itu yogi India bernama Virupa dan cendekiawan Gunaprabha juga diyakini adalah inkarnasi Rinpoche.
Di Tibet sendiri, guru-guru yang termasuk dalam silisilah reinkarnasi Dagpo Rinpoche antara lain adalah Marpa Lotsawa, Sang Penerjemah, yang mendirikan sekte Buddhis Kagyu. Beliau menjadi terkenal karena menjadi guru yang membimbing Jetsun Milarepa mencapai pencerahan dengan latihan yang sangat keras. Selain itu juga Longdoel Lama Rinpoche, guru meditasi dan cendikiawan yang penting pada abad ke-18, siswa dari Dalai Lama ke-7. Seperti juga Milarepa, Longdoel Rinpoche juga mempunyai masa muda yang sulit. Beliau menjadi salah satu guru terkemuka pada abad tersebut, guru dari para cendekiawan, diantaranya Jigmey Wangpo. Beliau juga menyusun risalah sebanyak 23 jilid. Pada masa kini, sejumlah Kepala Vihara Dagpo Shedrup Ling juga termasuk dalam reinkarnasi Rinpoche sebelumnya.
Keluarga leluhur Rinpoche juga berperan dalam Perguruan Tinggi agama Buddha Nalanda, yang berkembang pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Suvarnadvipa kemudian menjadi bhiksu dengan nama ordinasi Dharmakirti. Beliau melatih diri di berbagai tempat, termasuk juga belajar ke India . Berkat usahanya yang keras dan himpunan kebajikannya yang sangat banyak, akhirnya beliau berhasil mencapai realisasi tertinggi sebagai seorang Bodhisattva. Kemasyuran beliau sebagai seorang guru Mahayana, khususnya ajaran Bodhicitta tersebar jauh hingga ke India , Cina, serta Tibet . Di Tibet beliau dikenal dengan nama Lama Serlingpa.
Atisha menempuh perjalanan selama 13 bulan melalui laut dari India, dengan kondisi yang sangat sulit, untuk bertemu dengan Suvarnadvipa di Indonesia, untuk mendapatkan instruksi tentang Bodhicitta (Tekad mencapai Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk) dari beliau. Suvarnadvipa memberikan transmisi ajaran yang silsilahnya berasal dari Maitreya, yaitu “Tujuh Poin Instruksi untuk Membangkitkan Bodhicitta”, juga memberikan transmisi ajaran yang berasal dari Manjushri, yaitu “Menukar Diri Sendiri dengan Makhluk Lain” (Exchanging Self and Others).
Setelah belajar dari Suvarnadvipa, Atisha kembali ke India dan kemudian diundang ke Tibet . Di sana Atisha memainkan peranan yang sangat penting untuk membawa pembaharuan bagi agama Buddha. Atisha menjadi salah satu mahaguru yang sangat dihormati dalam agama Buddha Tibet . Kedua guru besar ini, Suvarnadvipa dan Atisha bertemu kembali dalam masa sekarang dalam hubungan guru-murid yang sama, yaitu ketika Atisha terlahir kembali sebagai Pabongka Rinpoche dan menerima ajaran tentang Bodhicitta dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup.
Dagpo Lama Rinpoche Jamphel Lhundrup ini memiliki peranan yang sangat penting bagi Buddhisme Tibet dengan menghidupkan kembali ajaran Lamrim di bagian Selatan Tibet . Beliau sangat terkenal atas penjelasannya tentang Lamrim dan realisasi beliau akan Bodhicitta. Banyak guru Lamrim pada masa itu yang mendapatkan transmisi dan penjelasan Lamrim dari beliau sehingga mendapatkan realisasi atas ajaran Lamrim tersebut.
Silsilah kelahiran kembali Dagpo Rinpoche lainnya sangat banyak. Termasuk guru-guru besar seperti Bodhisattva Sadaprarudita (Taktungu) yang hidup pada masa Buddha terdahulu. Beliau rela menjual sepotong dagingnya untuk memberi persembahan kepada gurunya. Selain itu yogi India bernama Virupa dan cendekiawan Gunaprabha juga diyakini adalah inkarnasi Rinpoche.
Di Tibet sendiri, guru-guru yang termasuk dalam silisilah reinkarnasi Dagpo Rinpoche antara lain adalah Marpa Lotsawa, Sang Penerjemah, yang mendirikan sekte Buddhis Kagyu. Beliau menjadi terkenal karena menjadi guru yang membimbing Jetsun Milarepa mencapai pencerahan dengan latihan yang sangat keras. Selain itu juga Longdoel Lama Rinpoche, guru meditasi dan cendikiawan yang penting pada abad ke-18, siswa dari Dalai Lama ke-7. Seperti juga Milarepa, Longdoel Rinpoche juga mempunyai masa muda yang sulit. Beliau menjadi salah satu guru terkemuka pada abad tersebut, guru dari para cendekiawan, diantaranya Jigmey Wangpo. Beliau juga menyusun risalah sebanyak 23 jilid. Pada masa kini, sejumlah Kepala Vihara Dagpo Shedrup Ling juga termasuk dalam reinkarnasi Rinpoche sebelumnya.
Menjelajahi Sungai Musi
Sungai Musi,
ternama di Indonesia. Sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat palembang ini
dibelah oleh Jembatan bersejarah yang sudah sejak lama dijadikan sebagai tujuan
Wisata. Gemerlap lampu malam yang membingkai jembatan membuat banyak wisatawan
berbondong bondong datang untuk menikmati keindahan kota Palembang.
Dalam program
travelling edisi Jum’at 12 Feb 2010 bersama dengan Iwan, seorang Tour Guide
dari himpunan Pramuwisata Indonesia Sumsel, Trijaya Sumsel menguak sisi lain
dan potensi potensi wisata yang sedang dikembangkan di sekitar sungai musi.
Perjalanan di mulai
dari jembatan Ampera, Jembatan tua bersejarah yang sempat diisukan akan roboh
ini masih berdiri kokoh dan menjadi symbol kota empek empek. “sudah ada
penelitian yang mengatakan, jembatan ini masih akan bertahan lebih dari 50tahun
lagi” ujar Iwan. Dari bawah jembatan Ampera, wisatawan dapat menyaksikan
aktivitas di sungai musi lebih dekat, mulai dari perahu getek, sampai dengan
rumah rakit.
“Rumah rakit ini
menurut sejarah memang sengaja di buat terapung oleh penguasa belanda, dengan
dalih apabila nantinya ada pengikut2 yang menempati rumah itu
membangkang, maka tali pengait rumah dengan daratan bisa dengan mudah dilepas
dan si pembangkang hanyut” tambahnya.
Benteng Kuto Besak
juga tidak luput dari sorotan. Benteng yang dibangun oleh pribumi dan satu satunya
benteng yang masih berdiri kokoh ini, konon kabarnya hanya di rekatkan
dengan menggunakan putih telur. Masih banyak lagi yang bisa digali dari
lingkungan sekitar sungai musi. Aktifitas alami yang masih dijadkan tradisi
oleh penduduk sekitar sungai, sperti mandi dan mencuci juga menarik untuk
diamati oleh para wisatawan.
30 menit lebih
kurang perjalanan yang ditempuh dengan menggunakan perahu getek, wisatawan bisa
mengunjungi Pulau Kemarau. Gundukan tanah ditengah tengah sungai musi ini
juga sangat sering dikunjungi oleh para wisawatan khususnya warga Tionghoa
sebagai tempat beribadah.
“Ketika Imlek atau
Cap Go Meh, pasti ramai. Karena disini ada Altar tempat bersembahnyang” jelas
Iwan.
Untuk para
wisatawan, mereka bisa mencoba mengukur peruntungan dengan menggunakan Tongkat
panjang Umur. Ada juga Pohon Cinta, dipercaya tidak boleh didatangi oleh
sepasang kekasih, karena hubungan mereka akan terancam putus. “tapi nyatanya,
malah banyak pasangan kekasih yang mengukirkan namanya di pohon cinta, hehehe”
canda iwan.
Apapun objek dan
jenis wisatanya, Kota Palembang, Sungai musi dan sekitarnya memang menarik
untuk dikunjungi. Jangan lupa ajak serta juga keluarga atau orang yang mengerti
sejarah tentang objek wisata yang dikunjungi. Berwisata sambil mendengarkan
cerita pasti akan lebih menyenangkan. (dinnaherly)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar